literature

Hari-Hari di sekolah

Deviation Actions

azure45's avatar
By
Published:
583 Views

Literature Text

                                  Hari-Hari di Sekolah



“Hei… hei… bangun…” kata seseorang laki-laki dan memakai seragam sekolah.
“Umm… 5 menit lagi…. “ jawab seseorang yang sedang mengigau pada saat tidurnya.
”5 menit apanya!!! Cepat bangun bodoh !!!” teriak laki-laki yang memakai seragam itu sambil menendang orang yang sedang tidur itu.
”Ah.... ternyata Runo, sedang apa di sini, oh iya sekarang jam berapa ?” tanya laki-laki yang tadi tidur itu.
”Sekarang jam 7... kau harus mengubah kebiasaan tidurmu itu, Rei” jawab Runo.
”Ah.. jam 7 yah.. hah jam 7 !!!!!!! Kenapa kau tidak membangunkanku tadi ?” tanya Rei.
”Dari tadi aku membangunkanmu !!!! Kau yang terus tidur pulas !!!” jawab Runo.
“Ah.. maaf kalau begitu, sekarang lebih baik siapa-siap” kata Rei.
Dengan cepat Rei mandi dan ganti baju, lalu dia makan dengan roti lalu berangkat sekolah dengan Runo. Mereka berdua adalah siswa SMU swasta Chaos yang bersifat asrama. Disebut sekolah pun lebih pantas disebut kompleks Chaos, karena dalam satu kompleks itu dimiliki oleh sekolah itu, dan asramanya terpisah lumayan jauh dari sekolahnya. Rei dan Runo adalah siswa kelas X-13, dan hari ini adalah hari pertama semester 2.
Sesampainya di sekolah ternyata mereka telat dan sempat dimarahi oleh guru piket. Mereka pun masuk ke kelas dan yang mereka lihat adalah seorang gadis cantik yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.
“Lagi-lagi kalian telat, padahal sudah diperingatkan di semester 1” kata Pak Froy, wali kelas X-13.
“Maaf pak, ini gara-gara Runo tidak membangunkanku” jawab Rei.
“Apa katamu ? aku sudah membangunkanmu berkali-kali, kau saja yang terus tertidur pulas” tegas Runo.
“Sudah kalian duduk saja” kata Pak Froy.
“Ya pak...” kata Rei dan Runo.
Mereka pun duduk di tempat mereka.
“Ya anak-anak, akan bapak kenalkan teman baru kalian, namanya Ruri” kata Pak Froy.
“Namaku Ruri, salam kenal “ kata Ruri.
“Nah Ruri, duduk di sebelah sana yah” kata Pak Froy.
Ruri pun duduk di tempat yang disebut oleh Pak Froy. Lalu jam pertama pun dimulai. Pada jam istirahat, banyak sekali yang mengobrol dengan Ruri, karena memang dia anak baru dan banyak yang ingin berkenalan, tapi pemikiran itu tidak ada pada Rei dan Runo. Pada saat istirahat, mereka ke atap sekolah untuk bersantai, sehingga mereka tidak mengobrol dengan Ruri. Mereka pun tidur di atap sekolah sampai sekolah selesai. Saat jam pulang ternyata Rei dipanggil ke ruang guru karena suatu urusan dan Runo pulang sendiri. Setelah dipanggil ke ruang guru, Rei bergegas pulang, di jalan dia melihat Ruri yang sedang berjalan ke asrama. Rei pun mencoba menyapanya.
”Hei anak baru...” kata Rei.
”Ng... kamu siapa yah ?” tanya Ruri.
”Aku teman sekelasmu, Rei... yang tadi terlambat” jawab Rei.
”Oh... maaf aku tidak mengenalimu...” kata Ruri.
”Ah tidak apa-apa, aku ingin tanya, kenapa kau pindah ke sekolah ini?” tanya Rei.
”Mungkin... karena banyak orang dan lingkungannya seperti terisolasi dari dunia lain ” jawab Ruri.
Perkataan Ruri ada benarnya juga di pikiran Rei, memang sekolah dan kompleks ini sangat terisolasi dari dunia luar, bahkan mereka punya koran sendiri, karena banyak penduduk biasa yang tinggal di kompleks ini. Mereka pun sampai di asrama, asrama cowok dan cewek dipisah sehingga mereka pun berpisah.
Esoknya, Rei dan Runo pun datang ke sekolah, karena keajaiban mereka tidak telat datang ke sekolah. Pada saat di kelas, teman sekelas mereka, Nev menghampiri mereka.
”Hei kalian, sudah dengar berita baru belum ? ” tanya Nev.
“Berita ? Jangan-jangan…. aku… dipilih menjadi artis ?” Tanya Rei.
“Memangnya sejak kapan kau mendaftar jadi artis ?” Tanya Runo.
“Hanya bercanda, jadi apa berita barunya?” tanya Rei.
“Ada di koran lingkungan kita ini, ada pembunuhan, pembunuhan sadis dengan korban mempunyai perut yang dikoyak, korbannya saat ini adalah 2 cewek dari kelas XI. Kabarnya hasil autopsi, mereka kira-kira meninggal jam 4 sore. Mereka ditemukan di perpustakaan sekolah, yang anehnya pada jam segitu dan setelahnya sampai ditemukan tidak ada pengunjung lain selain mereka. “ jawab Nev.
“Hah... apa maksudmu pembunuhan ? Mana ada di sekolah kita “ tanya Rei dengan nada tertawa.
“Benar, apalagi perutnya dikoyak “ lanjut Runo.
“Itu benar, polisi sedang menyelidiki di sana.” Jawab Nev.
Rei dan Runo yang penasaran pergi ke perpustakaan, ternyata benar apa yang dikatakan oleh Nev, banyak polisi di sana. Mereka sepertinya bertanya-tanya pada guru soal kejadian itu.
“Hei Rei, ternyata Nev serius...” kata Runo.
“Benar, aku tak menyangka di sekolah kita ada pembunuhan” lanjut Rei.
“Jam 4 sore yah, aku sudah pulang pada saat itu, jadi aku tidak tahu. “ kata Runo.
“Aku masih ada di sekolah, tapi ada di ruang guru, dan itu jauh dari perpustakaan” kata Rei.
“Jadi tidak mungkin kita pelakunya....” kata Runo dan Rei secara bersamaan.
Esoknya, mereka mendapat kabar ada pembunuhan, kali ini murid kelas X yang menjadi korban, masih sama yaitu perut si korban dikoyak, akan tetapi korban ditemukan di asrama cewek. Polisi menyimpulkan bahwa pelakunya cewek karena asrama cewek dijaga pintu masuknya, dan penjaga yakin bahwa tidak ada cowok yang masuk. Ruri yang baru saja masuk tampak bingung dengan apa yang terjadi. Siangnya, Rei bertemu lagi dengan Ruri.
”Sebenarnya, apa yang terjadi di sekolah ini ? ” tanya Ruri.
“Wajar sekali anak baru sepertimu bingung, tapi aku juga bingung dengan apa yang terjadi. “jawab Rei.
“Siapa sebenarnya pelakunya ?” tanya Ruri.
“Aku juga tidak tahu, sepertinya si pelaku berniat membunuh semua orang yang ada.” Jawab Rei.
“Hmm... benar juga yah... si pelaku ingin membunuh semuanya yah...” kata Ruri.
“Yah... lagipula sudah ada polisi, dan polisi menjaga dimana-mana.” Kata Rei.
Kata-kata Rei benar, memang polisi berjaga di banyak tempat. Rei pun merasa aman akan hal itu dan pulang ke kamarnya. Malamnya Rei terbangun karena mendengar suara aneh. Dia keluar dari tempat tidurnya dan mencari Runo, tapi Runo tidak ada. Dia pun keluar dari kamar dan melihat asrama sepi. Pada saat dia mencoba ke lantai bawah, dia melihat banyak mayat, banyak sekali, perutnya dikoyak. Dia pun mencoba mencari polisi, dan yang dia temukan hanyalah mayat polisi yang perutnya dikoyak. Dia pun mencari Runo di satu asrama, dan dia menemukannya, tapi sayang Runo telah menjadi mayat. Lalu terdengar suara teriakan dari asrama cewek, Rei pun penasaran dan pergi ke arah sana. Pada saat dia sampai di sumber suara, dan dia melihat seorang cewek baru saja dibunuh dan terlihat juga seorang cewek memegang sabit yang tajam dan berlumuran darah. Rei pun terkejut.
“Ru....Ruri, sedang apa kau di sini dan sabit itu untuk apa ?” tanya Rei dengan nada ketakutan.
“Ah.. ternyata Rei, kau melihatnya kan ? aku membunuh semuanya... kau sendiri yang mengatakan kan? Kalau pelakunya ingin membunuh semuanya, dan kau tepat, pelakunya membunuh semuanya, sisanya hanya kau Rei” jawab Ruri.
“Kau bercanda kan ? “ tanya Rei.
”Bercanda ? tidak, aku sangat serius, aku sangat suka melihat darah berceceran, apalagi perut yang dikoyak, hal itu memberi kenikmatan sendiri pada diriku ini. ” jawab Ruri.
Rei yang ketakutan segera melarikan diri dari tempat itu, tapi hal itu percuma karena Ruri mengejarnya dengan kecepatan yang cepat. Rei pun terpojok, dan Ruri pun terlihat sangat ingin membunuhnya. Rei sangat ketakutan dan nyaris menjadi gila, Ruri pun terlihat seperti malaikat pencabut nyawa yang berlumuran darah. Pada saat sabit itu mengenai Rei........
“UAAAAAAAAHHHHH!!!!!!!!!” teriak Rei.
“Ada apa rei ? Pagi-pagi sudah berisik saja.” Tanya Runo.
“Runo, kau masih hidup?” tanya Rei.
“Ha ? jelas sekali aku masih hidup, kau mimpi yah ?” Tanya Runo.
“Ah… ternyata itu hanya mimpi.” Gumam Rei.
“Memangnya kau mimpi apa ? sampai aku mati ?” tanya Runo.
“Mimpi yang sangat menakutkan”jawab Rei.
”Yah, masalah mimpi tidak penting, sekarang ayo ke sekolah.” kata Runo.
”Iya” jawab Rei.
Sesampainya di kelas, terdengar desas desus akan murid baru. Rei tidak peduli akan hal itu. Lalu Pak Froy pun masuk ke kelas dan memeperkenalkan murid baru, dan tidak disangka ternyata murid baru itu... RURI. Rei takut setengah mati dan menganggap mimpinya tidak nyata, tapi ini persis sekali dengan mimpinya, hanya saja waktu di mimpi ia telat. Ruri pun duduk di dekat Rei, lalu mengucapkan sesuatu kepada Rei.
“Kaulah yang terakhir, Rei” kata Ruri dengan nada ingin membunuh Rei.
“AAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” Rei yang takut berteriak dan pingsan.
Anak-anak yang lain bingung, tapi Ruri hanya tertawa sinis dan menikmatinya.
ini sebenarnya hanya tugas cerpen untuk sekolah...
tapi daripada tidak diapa2kan maka saya post disini
© 2008 - 2024 azure45
Comments1
Join the community to add your comment. Already a deviant? Log In
spicyginger's avatar
Wah, ap tuh kta guru bca cerpen kyk gini TT_TT Jgn2 nangis ktakutan lgi TT_TT

Kmu tuh punya konsep-konsep mnarik klo bkn crita. Pgmbgannya spontan, murni, polos. Cma, sprti yg aq blg, ad kkrgan dlm pmilihan kata. Coba d kmu lbh rajin bca2 novel. Mgkn kmu bsa blajar byk mncuri kta2 dri sana ^^